PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan artinya
menentukan suatu jalan keluar dari suatu permasalahan. Pengambilan keputusan itu sebagai suatu kelanjutan
dari cara pemecahan masalah memiliki fungsi antara lain sebagai pangkal
permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah, baik secara
individual maupun secar kelompok, baik secara institusionalnya maupun secara
organisasional.
Jenis jenis keputusan
1. Keputusan
strategis, yaitu keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak dari suatu
organisasi
2. Keputusan
taktis, adalah keputusan yang dibuat oleh manajemen menengah
3. Keputusan
operasional, adalah keputusan yang dibuat oleh manajemen bawah.
Pengaruh pengambilan keputusan
Pengaruh
adalah kegiatan yang baik secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan
suatu perubahan perilaku dan sikap orang lain atau kelompok
Elemen-elemen proses yang mempengaruhi
:
·
Orang yang berperan penting dalam
sebuah organisasi
·
Metode yang saling berkaitan
·
Orang yang mengikuti di dalamnya
Konsep pengambilan keputusan
1.
Identifikasi dan diagnosis masalah
2.
Pengumpulan dan analisis data yang
relevan
3.
Pengembangan dan evaluasi alternatif
4.
Pemilihan alternatif terbaik
5.
Implementasi keputusan dan evaluasi
terhadap hasil-hasil keputusan
Tujuan
pengambilan keputusan
Tujuan pengambilan keputusan itu dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut.
1. Tujuan yang bersifat tunggal
Tujuan pengambilan keputusan yang
bersifat tunggal terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut
satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak akan ada kaitannya dengan
masalah lain.
2. Tujuan yang bersifat ganda
Tujuan pengambilan keputusan yang
bersifat ganda terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itu menyangkut
lebih dari satu masalah, artinya bahwa satu keputusan yang diambil itu
sekaligus memecahkan dua masalah (atau lebih), yang bersifat kontradiktif atau
yang tidak bersifat kontradiktif.
Dasar- Dasar Pengambilan Keputusan
Oleh George R. Terry, disebutkan dasar- dasar dari pengambilan keputusan
yang berlaku adalah sebagai berikut.
1. Intuisi
Pengambilan keputusan yang
berdasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif, sehingga mudah
terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung
beberapa kebaikan dan kelemahan.
Kebaikannya antara lain sebagai berikut:
- Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek.
- Untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan akan
memeberikan kepuasan pada umumnya.
- Kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan itu sangat
berperan, dari itu perlu dimanfaatkan dengan baik.
Kelemahannya antara lain sebagai berikut:
- Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik.
- Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan
keabsahannya.
- Dasar- dasar lain dalam pengambilan keputusan sering kali diabaikan.
- Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan
pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis. Karena pengalaman seseorang
dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung dan ruginya,
baik- buruknya keputusan yang akan dihasilkan. Karena pengalaman, seseorang
yang menduga masalahnya walaupun hanya dengan melihat sepintas saja mungkin
sudah dapat menduga cara penyelesaiannya.
1. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan
fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid, dan baik. Dengan fakta,
maka tingkat kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggi,
sehingga orang dapat menerima keputusan dengan rela dan lapang dada.
2. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan
wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang
lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya.
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang juga memiliki beberapa kelebihan dan
kelemahan.
Kelebihannya antara lain sebagai berikut.
1. Kebanyakan penerimanya adalah
bawahan, terlepas apakah penerimaan tersebut secara sukarela ataukah secara
terpaksa.
2. Keputusan dapat bertahan dalam
jangkia waktu yang cukup lama.
3. Memiliki otentisitan (otentik).
Kelemahannya antara lain adalah sebagai berikut:
1. Dapat menimbulkan sifat
rutinitas.
2. Mengasosiasikan dengan praktek
diktatorial.
3. Sering melewati permasalahan yang
sehatusnya dipecahkan sehim\ngga dapat menimbulkan kekaburan.
4. Rasional
Pada pengambilan keputusan yang
berdasar pada rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat obyektif, logis,
lebih trasparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas
kendala terentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai
dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan keputusan secara rasional ini
terdapat beberapa hal, sebagai berikut.
1. Kejelasan masalah: tidak ada keraguan dan kekaburan
masalah.
2. Orientasi tujuan: kesatuan pengertian tujuan yang
ingin dicapai.
3. Pengetahuan alternatif: seluruh alternatif diketahui
jenisnya dan konsekuensinya.
4. Preferensi yang jelas: alternatif bisa diurutkan sesuai
kriteria.
5. Hasil maksimal:
pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal
Pengambilan keputusan secara
rasional ini berlaku sepenuhnya dalam keadaan yang ideal.
Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan merupakan tahap- tahap yang harus dilalui atau
digunakan untuk membuat keputusan. Tahap- tahap ini merupakan kerangka dasar,
sehingga setiap tahap dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa sub tahap
(disebut langkah) yang lebih khusus/ spesifik dan lebih operasional.
Secara garis besarnya proses pengambilan keputusan terdiri atas tiga tahap
yaitu sebagai berikut.
1. Penemuan masalah
Tahap ini merupakan tahap di mana
masalah harus didefinisikan dengan jelas sehingga perbadaan antara masalah satu
dan bukan masalah (misalnya isu) menjadi jelas.
2. Pemecahan masalah
Tahap ini merupakan tahap di mana
masalah yang sudah ada atau sudah jelas itu kemudian diselesaikan. Langkah-
langkah yang diambil adalah sebagai berikut.
1. Identifikasi alternatif-
alternatif keputusan untuk memecahkan masalah.
2. Perhitungan mengenai faktor-
faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya atau diluar jangkauan manusia,
identifikasi peristiwa- peristiwa di masa datang (state of nature).
3. Pembuatan alat (sarana) untuk
mengevaluasi atau mengukur hasil, biasanya berbentuk tabel hasil (pay of
table).
4. Pemilihan dan penggunaan model
pengambilan keputusan.
5. Pengambilan keputusan
Keputusan yang diambil adalah
berdasarkan pada keadaan lingkungan atau kondisi yang ada, seperti kondisi
pasti, kondisi beresiko, kondisi tidak pasti dan kondisi konflik.
Banyak para ahli yang berpendapat
mengenai proses pengambilan suatu keputusan, namun pada intinya proses
pengambilan keputusan dapat disimpulkan sebagai berikut.
a) Mengidentifikasi masalah
Suatu organisasi apabila
menghadapi permasalahan lebih dulu harus dibuat jelas apakah itu memang masalah
(problem) atau sekedar isu (issue) belaka. Yang dimaksud dengan
masalah disini adalah persoalan yang harus dipecahkan sedangkan isu adalah
persoalan yang perlu dibicarakan (tidak harus dipecahkan)
b) Menganalisis masalah
Untuk mengetahui penyebab
timbulnya masalah, lebih dahulu harus diperoleh data dan informasinya. Dengan
kata lain, lebih dulu harus didapat datanya. Data tersebut kemudian diolah
menjadi informasi tentang penyebab timbulnya masalah. Disini fungsi unit
pengolah data sangat penting sebab kemungkinan juga akan ada informasi yang
masuk yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
c) Membuat beberapa alternatif
pemecahan masalah
Untuk dapat membuat
alternatif-alternatif pemecahan masalah, maka lebih dahulu harus diketahui
penyebab timbulnya masalah. Selanjutnya dibuatlah beberapa alternative
pemecahannya. Dalam pembuatan beberapa alternative, maka masing-masing
alternatif harus ditunjukkan kekurangan dan kelebihannya.
d) Penilaian dan pemilihan
alternatif
Setelah berbagai alternatif
diidentifikasi, kemudian dilakukan evaluasi terhadap masing-masing alternatif
yang telah dikembangkan dan dipilih sebuah alternatif yang terbaik.
Alternatif-alternatif tindakan dipertimbangkan berkaitan dengan tujuan yang
ditentukan, apakah dapat memenuhi keharusan atau keinginan. Alternatif yang
terbaik adalah dalam hubungannya dengan sasaran atau tujuan yang hendak
dicapai. Bidang ilmu statistik dan riset operasi merupakan model yang baik
untuk menilai berbagai alternatif yang telah dikembangkan.
e) Melaksanakan keputusan
Jika salah satu dari alternatif
yang terbaik telah dipilih, maka keputusan tersebut kemudian harus diterapkan.
Sekalipun langkah ini sudah jelas, akan tetapi sering kali keputusan yang baik
sekalipun mengalami kegagalan karena tidak diterapkan dengan benar.
Keberhasilan penerapan keputusan yang diambil oleh pimpinan bukan semata-mata
tanggung jawab dari pimpinan akan tetapi komitmen dari bawahan untuk
melaksanakannya juga memegang peranan yang penting.
Dalam mengevaluasi dan memilih
alternatif suatu keputusan seharusnya juga mempertimbangkan kemungkinan
penerapan dari keputusan tersebut. Betapapun baiknya suatu keputusan apabila
keputusan tersebut sulit diterapkan maka keputusan itu tidak ada artinya.
Pengambil keputusan membuat keputusan berkaitan dengan tujuan yang ideal dan
hanya sedikit mempertimbangkan penerapan operasionalnya.
f) Evaluasi dan Pengendalian
Setelah keputusan diterapkan,
pengambil keputusan tidak dapat begitu saja menganggap bahwa hasil yang
diinginkan akan tercapai. Mekanisme sistem pengendalian dan evaluasi perlu
dilakukan agar apa yang diharapkan dari keputusan tersebut dapat terealisir.
Penilaian didasarkan atas sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan yang
bersifat khusus dan mudah diukur dapat mempercepat pimpinan untuk menilai keberhasilan
keputusan tersebut. Jika keputusan tersebut kurang berhasil, di mana
permasalahan masih ada, maka pengambil keputusan perlu untuk mengambil
keputusan kembali atau melakukan tindakan koreksi. Masing-masing tahap dari
proses pengambilan keputusan perlu dipertimbangkan dengan hati-hati, termasuk
dalam penetapan sasaran tujuan Setiap keputusan yang diambil itu merupakan
perwujudan kebijakan yang telah digariskan. Oleh karena itu analisis proses
pengambilan keputusan pada hakikatnya sama saja dengan proses kebijakan.
Diakui oleh banyak pihak, bahwa pengambilan keputusan yang benar- benar
tepat itu memeng sulit. Namun sekedar pedoman umum cara pengambilan keputusan.
Permasalahan yang dihadapi dalam
Pengambilan Keputusan
Kegiatan yang dilakukan oleh setiap organisasi itu diharapkan dapat
berjalan dengan lancar, tanpa mengalami suatu hambatan apapun. Tetapi dalam
prakteknya selalu ada saja masalah atau kendala yang dihadapi sehingga tujuan
tidak selalu dapat dicapai dengan mulus.
Oleh karena itu yang pertama-tama dilakukan dalam proses pengambilan
keputusan adalah mengadakan identifikasi masalahnya lebih dahulu. Masalah
adalah sesuatu yang perlu dipecahkan, yang kerap kali membutuhkan beberapa
alternatif untuk kemudian dipilih satu yang sekiranya paling tepat untuk
masalah tersebut. Apabila dihubungkan dengan kebijakan dalam pengambilan
keputusan dalam suatu organisasi maka masalah yang dihadapi itu merupakan
nilai-nilai, kebutuhan-kebutuhan yang belum sempat terealisasi namun apabila
dapat diidentifikasikan akan dapat dilaksanakan dengan baik melalui tindakan
pengambil keputusan.
Dalam menghadapi masalah, hendaknya merici terlebih dahulu permasalahannya
dengan cermat. Dari masalah yang dirinci kemudian disusun manalah yang bulat
dan menyeluruh. Dunn memberikan memberikan pendapat bahwa penyusunan masalah
secara bulat melalui tiga tahap. Pertama, mengadakan konseptualisasi
permasalahannya. Kedua, mengadakan spesifikasi permasalahan dan ketiga
berusaha memehami permasalahan secara keseluruhan.
Quade mengemukakan
langkah-langkah apa yang sekiranya perlu dilakukan dalam menangani masalah:
1.
Mengusahakan keterangan dan penjelasan yang lebih lanjut tentang masalah
itu sendiri.
2.
Identifikasi sasaran dan tujuan kegiatan yang akan dilakukan.
3.
Mengukur tingkat keberhasilannya.
4.
Menentukan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan.
5.
Memperhatikan sektor lingkungan.
6.
Meneliti satu per satu alternatif pemecahan masalah sehingga masing-masing
dikrtahui kelemahan dan keunggulannya.
7.
Merumuskan model mana saja yang dimungkinkan untuk pemecahan masalah.
8.
Mengumpulkan data untuk pengukuran dan pemilihan alternatif yang paling
tepat untuk pemecahan masalah.
9.
Mengadakan perbandingan antara model yang satu dengan model yang lain.
10. Mengetes hasil analisis untuk
lebih meyakinkan.
11. Mempertimbangkan juga apakah
terdapat juga segi-segi ketidakefisienan yang terjadi, dan
12. Mengadakan ringkasan bilamana
perlu menyertakan juga saran-sarannya
KONSEP 5W+1H
Ada suatu target yang akan
dicapai yaitu program. Di dalam suatu perencanaana ada 5 W dan 1H yaitu:- What,
where, who, when. why. 3 kegiatan yang dilakukan didalam perencanaan yaitu:
- Kegiatan pokok apa yang akan dilakuakn secara langsung dikerjakan pada
pencapaian tujuan yang akan dicapai.
- Kegiatan yang menunjang aktivitas yang mendukung tujuan teersebut.
- Kegiatan Veterial : kegiatan yang tidak menunjang tetapi tidak sering
dihindarkan yaitu: ppl dan pkl.
1. What :
- Apa yang akan dilakukan atau dikerjakan.
- Sumber materi yang didapat.
- Sarana dan prasarana selesai pada waktunya.
2. Where:
- Dimana kita mengerjakan tugas.
- Tersedianya tempat yang
memenuhi berbagai persyaratan guna menjamin kelancaran tugas.
3. When:
- Kapan kita melakukan tugas.
- Kemampuan untuk mengelola waktu.
- Memilih waktu yang tepat untuk mengisi waktu yang luang.
4. Who
- Siapa yg menganalisis tugas tersebut.
- Yang terlibat di dalam tugas
- Metode dan teknik penyelesaian dilaksanakan.
5. Why
- Rencana itu harus mempermudah suatu pekerjaan sehingga mudah
dilaksanakan.
- Rencana itu harus mempunyai rincian yang cermat.
6. How
·
Bagaimana cara menulis tugas manajemen ini.
cekkk cekk :D
BalasHapusthx info tntng keputusannya(^_^)
BalasHapus